ASAHAN|SUMUT24
Pesatnya
arus informasi dan teknologi, membuat internet menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan manusia. Karena itu, tak heran warung internet
tumbuh subur bak jamur di musim hujan.Bagi
pengusaha warnet, butuh trik tertentu untuk mensiasati bisnisnya, agar bisa
bertahan di tengah persaingan bisnis.
Seperti
yang dilakukan Varif Hardiansyahputra atau dikenal Deva, pengusaha warnet
M&D Net, yang terletak di jalan Protokol Kelurahan Binjai Serbangan No 38
Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan. Pemilik warnet ini menyulap tempat
usahanya dengan pencahayaan lampu yang gemerlap, bak tempat hiburan malam.
Kepada
SUMUT24, Selasa (24/6), Deva menceritakan awal mulanya dirinya ingin berwirausaha
mempunyai distro. Karena tak cukup modal, lapak yang ada didepan
rumahnya ia jadikan kios yang awalnya hanya berdiri penjualan pulsa kecil
kecilan. Namun seiring waktu berjalan omsetnya lumayan, dengan sedikit tambahan
modal ia memberanikan diri membuka warnet (M&D Net) diambil dari
singkatan namanya sendiri itu pada tahun 2010 lalu.
Menurut
lulusan D3 teknik Komputer Amik Royal Kisaran ini, banyaknya berdiri warnet bak
jamur dimusim penghujan yang kini ada disetiap sudut jalan mau tak mau membuat
persaingan akan bisnis jasa penyedia layanan lintas kabel ini semakin ketat,
hingga membuat dirinya harus pintar pintar mensiasati agar para pelanggan yang
bermain di tempatnya tak lekas segera mencari warnet yang lain.
“Kenyamanan
para pelanggan untuk bermain di M&D Net menjadi yang utama,” terang pemuda
kelahiran Agustus 1992 ini.
Keinginan
mempunyai distro dahulu yang tak kesampaian ia masukkan konsep interiornya
kedalam warnet yang dirintisnya selama empat tahun belakangan ini.
Terbilang untuk menjadikan M&D Net sampai sekarang ini perjuangannya tak
mudah, banyak pengalaman pahit yang sempat ia rasakan.
Deva
mengaku, ia pernah harus berurusan kepada pihak yang berwajib karena sempat
dituduh sebagai penadah membeli beberapa unit komputer dari seorang yang
dikenalnya, padahal ia tidak tahu menahu soal komputer yang dibelinya tersebut,
atas pengalaman yang berharga itu dirinya sempat mengalami kerugian mencapai 20
juta lebih. Seiring berjalannya waktu kini dunia game online semakin jauh
berkembang pesat, warnetnya selalu ramai dikunjungi para pecandu game dan internet.
"Aku
ingin orang datang kesini berkesan aja bang, meski warnet di daerah ini banyak,
aku tetap yakin aja kalau rejeki itu sudah ada yang ngatur tinggal kita
berusaha aja,” terangnya mengakhiri. (Bens/Her)
SUMUT24 | Edisi 649 Tahun III | Rabu,
25 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar