KISARAN|SUMUT24
Etika tertib
berlalu lintas pengendara sepeda motor di Asahan masih rendah. Untuk melakukan penertiban, polisi harus
konsisten menegakkan hukum. Rendahnya etika berkendara ini terjadi
akibat saling serobot, tidak peduli keselamatan bersama serta mengabaikan
rambu-rambu lalulintas.
Kepala Unit (Kanit) SIM
Satlantas Polres Asahan Bripka Toni Hasibuan menjelaskan, tingkat disiplin
masyarakat yang rendah
bisa diketahui dari perilaku di jalan raya. Masih banyaknya masyarakat yang
hanya patuh pada rambu jika ada petugas yang mengawasi.
“Kedisiplinan berlalu lintas suatu kelompok
masyarakat, bisa mencerminkan kepribadian masyarakatnya, dan penyebab kecelakaan di Asahan secara umum perilaku
pengendara sepeda motor masih rendah karena tidak disiplin berlalu lintas,”
ujarnya saat ditemui SUMUT24 diruang kerjanya, Jumat kemarin.
Brigadir Kepala Polisi yang mengantongi sertifikasi penguji SIM ini
menambahkan, saat ini pengguna jalan sudah masuk dalam kategori ironis. Banyak
orang dengan gampang dan tidak punya rasa malu melanggar peraturan. Lebih
menyedihkan lagi, menerobos lampu merah, tidak pakai helm yang tentunya
berbahaya bagi keselamatan pribadi dan orang lain.
“Kecenderungan
orang berkendara adalah untuk cepat sampai tujuan. Jika mereka melihat ada
celah-celah untuk cepat meski melanggar, mereka akan melakukannya,” tandasnya.
Menurut
dia, memang ada beberapa orang yang memiliki kecenderungan untuk melanggar dan
memberontak terhadap peraturan yang berlaku, seperti enggan menggunakan
peralatan keselamatan.
”Kadang-kadang kami (Polisi) seperti hantu
yang ditakuti di jalanan. Ditakuti dan tertib kalau ada polisi. Kalau tidak
ada, pelanggaran kembali terjadi. Paling ironis, bangga kalau ditilang atau
melanggar saat ada polisi. Hal-hal seperti ini menjadi tanggung jawab bersama
untuk dibenahi,” pungkasnya. (bens/Her)
Edisi 647 Tahun III| Senin, 23 Juni 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar