Minggu, 22 Juni 2014

Etika Berlalu Lintas Masyarakat Masih Rendah



KISARAN|SUMUT24
Etika tertib berlalu lintas pengendara sepeda motor di Asahan masih rendah. Untuk melakukan penertiban, polisi harus konsisten menegakkan hukum. Rendahnya etika berkendara ini terjadi akibat saling serobot, tidak peduli keselamatan bersama serta mengabaikan rambu-rambu lalulintas.

Kepala Unit (Kanit) SIM Satlantas Polres Asahan Bripka Toni Hasibuan menjelaskan, tingkat disiplin masyarakat yang rendah bisa diketahui dari perilaku di jalan raya. Masih banyaknya masyarakat yang hanya patuh pada rambu jika ada petugas yang mengawasi.

Kedisiplinan berlalu lintas suatu kelompok masyarakat, bisa mencerminkan kepribadian masyarakatnya, dan penyebab kecelakaan di Asahan secara umum perilaku pengendara sepeda motor masih rendah karena tidak disiplin berlalu lintas,” ujarnya saat ditemui SUMUT24 diruang kerjanya, Jumat kemarin.

Brigadir Kepala Polisi yang mengantongi sertifikasi penguji SIM ini menambahkan, saat ini pengguna jalan sudah masuk dalam kategori ironis. Banyak orang dengan gampang dan tidak punya rasa malu melanggar peraturan. Lebih menyedihkan lagi, menerobos lampu merah, tidak pakai helm yang tentunya berbahaya bagi keselamatan pribadi dan orang lain.

“Kecenderungan orang berkendara adalah untuk cepat sampai tujuan. Jika mereka melihat ada celah-celah untuk cepat meski melanggar, mereka akan melakukannya,” tandasnya.

Menurut dia, memang ada beberapa orang yang memiliki kecenderungan untuk melanggar dan memberontak terhadap peraturan yang berlaku, seperti enggan menggunakan peralatan keselamatan.

 ”Kadang-kadang kami (Polisi) seperti hantu yang ditakuti di jalanan. Ditakuti dan tertib kalau ada polisi. Kalau tidak ada, pelanggaran kembali terjadi. Paling ironis, bangga kalau ditilang atau melanggar saat ada polisi. Hal-hal seperti ini menjadi tanggung jawab bersama untuk dibenahi,” pungkasnya. (bens/Her)

Edisi 647 Tahun III| Senin, 23 Juni 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar